Tampilkan postingan dengan label Amal Shalih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amal Shalih. Tampilkan semua postingan
3 Amalan Harian Muslim Yang Sejati

3 Amalan Harian Muslim Yang Sejati


3 Amalan Muslim Sejati." Saudaraku, setiap waktu merupakan ladang pahala bagi setiap muslim… Oleh sebab itu, janganlah kau lewatkan setiap jengkal waktu yang engkau lalui dengan kesia-siaan dan merugikan diri sendiri.

Berikut ini, akan kami sebutkan tiga buah amalan yang agung di sisi Allah, amalan yang dicintai-Nya, amalan yang akan mendekatkan dirimu kepada-Nya, amalan yang akan menentramkan hatimu dimanapun kau berada, amalan yang akan menjadi tabunganmu menyambut hari esok setelah ditiupnya sangkakala dan hancurnya dunia beserta segenap isinya…
Semoga Allah mengumpulkan kita bersama para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang salih di dalam surga-Nya…, Allahumma amin.

[1] Perbanyaklah berdzikir kepada-Nya

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku pun akan mengingat kalian.” (QS. al-Baqarah: 152). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya…” (QS. al-Ahzab: 41). Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah.” (QS. al-Munafiqun: 9). Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul seraya mengingat Allah, melainkan pasti malaikat akan menaungi mereka, rahmat meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut nama mereka di hadapan malaikat yang di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

[2] Tetaplah berdoa kepada-Nya

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya), “Rabb kalian berfirman; Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri sehingga tidak mau beribadah (berdoa) kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina.” (QS. Ghafir: 60). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tiada suatu urusan yang lebih mulia bagi Allah daripada doa.” (HR. al-Hakim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah subhanah, maka Allah murka kepada dirinya.”(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rabb kita tabaraka wa ta’ala setiap malam yaitu pada sepertiga malam terakhir turun ke langit terendah dan berfirman, ‘Siapakah yang mau berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan, siapakah yang mau meminta kepada-Ku niscaya Aku beri, siapa yang mau meminta ampunan kepada-Ku niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

[3] Mohon ampunlah kepada-Nya

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Allah akan menyiksa mereka sementara kamu berada di tengah-tengah mereka, dan tidaklah Allah akan menyiksa mereka sedangkan mereka selalu beristighfar/meminta ampunan.” (QS. al-Anfal: 33). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku setiap hari meminta ampunan dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari).

Saudaraku,… perjalanan waktu menggiring kita semakin mendekati kematian… Oleh sebab itu marilah kita isi umur kita dengan dzikir, doa, dan taubat kepada-Nya. Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang dicintai-Nya, diampuni oleh-Nya, dan mendapatkan rahmat dari-Nya…
Sumber:
Kitab adz-Dzikr wa ad-Du’a karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr
Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah
Al-Ma’ruf Sebagai Puncak Amal Kebajikan

Al-Ma’ruf Sebagai Puncak Amal Kebajikan


Dalam al-Quran, banyak disebutkan lafaz-lafaz yang menunjukan segala perbuatan yang baik atau 'amal salih. Misalnya saja: al-ma'ruf, al-khoir, al-birru, al-hasanah, at-thoyyibah, dan al-ibadah. Ungkapan-ungkapan ini mempunyai tujuan dan makna yang sama, yaitu kebaikan, kebajikan, dan pengabdian.

Prof. Hamka dalam kitab tafsirnya "al-Azhar"  mengatakan bahwasanya puncak dari segala amal kebajikan atau amal ibadah itu ada dua, yaitu: pertama, memperhambakan diri kepada Allah; dan kedua memperbanyak perbuatan yang memberi manfaat kepada sesama makhluk.

Antonim lafaz-lafaz di atas adalah al-munkar (kemungkaran), as-sayyiah (keburukan), az-dzunub atau al-itsm (perbuatan dosa) dan al-ma'asiyah (maksiat). Yaitu, suatu perbuatan yang menunjukan sikap membangkang terhadap Allah dan perbuatannya tersebut tidak berfaedah, bahkan justru menimbulkan mudhorat dan kerugian, baik kepada dirinya sendiri atau pun kepada orang lain.

Di dalam surah al-'Ashr ditegaskan, bahwa manusia itu berada dalam kerugian yang nyata, kecuali empat perkara yang menjadikannya beruntung dan bahagia, yaitu iman, amal saleh, saling menasihati untuk menepati kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran. (Q.S. al-'Ashr:2-3)

Ayat di atas menggambarkan sebuah hubungan yang begitu erat dan saling menguatkan antara amal saleh (perbuatan kebajikan) dan iman (keyakinan) yang dimiliki oleh pelakunya. Keduanya laksana dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Maknanya, iman tanpa diiringi amal saleh akan menyeret pelakunya kepada kerugian, begitu sebaliknya amal saleh yang dikerjakannya akan menjadi sia-sia apabila tidak didasarkan kepada iman kepada Allah Subhanhu Wa Ta'ala.

Mengenai hal ini, Allah menurunkan sebuah perumpamaan yang sangat indah dan penuh makna. "Dan orang-orang kafir, amal perbuatan mereka adalah bagaikan fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila dihampirinya air itu, dia tidak mendapati apa pun." (Q.S. an-Nuur:39).

Oleh sebab itu, dalam melakukan pengabdian secara sempurna kepada Allah sebagai puncak amal kebajikan yang pertama tadi, diperlukan keyakinan yang total kepada Allah Subhanhu Wa Ta'ala.

Kaitannya dengan puncak amal kebajikan yang kedua, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. pernah bersabda: "Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari).

Secara berulang-ulang, al-Qur'an pun banyak menyebutkan keutamaan mengerjakan amal saleh, di mana Allah Subhanhu Wa Ta'ala menghadiahkan pahala yang sangat besar kepada hamba-hambaNya yang mengerjakan amal kebajikan. Sebagaimana firmanNya dalam surat an-Nahl ayat 97, Allah menjanjikan suatu kehidupan dan balasan yang baik bagi orang-orang yang berbuat kebajikan. "Barangsiapa mengerjakan kebajikan baik kaum laki-laki maupun perempuan dan dia beriman, maka pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Kami akan berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Hakikatnya, ayat di atas mendorong kita untuk lebih giat dalam melakukan amal kebajikan. Bahkan kalau dipahami secara teliti dan diiringi keyakinan yang mantap, ayat ini boleh membangkitkan optimisme yang luar biasa pada diri seseorang dalam menjalani proses kehidupan ini. Di mana Allah Subhanhu Wa Ta'ala telah menjanjikan  suatu kehidupan yang baik, aman dan tentram (hayatan thoyyibatan) bagi orang-orang yang berbuat amal kebajikan karena Allah Subhanhu Wa Ta'ala. Sedangkan di akhirat nanti, Allah akan memberikan balasan yang lebih baik daripada balasan yang diberikan di dunia.

Selain itu, ayat  ini sekaligus mengandung bantahan terhadap  orang-orang yang selalu pesimis dan beranggapan bahwa nasib hidupnya itu tidak baik atau kurang beruntung, padahal dirinya telah beribadah dan berbuat kebajikan.

Seseorang hanya akan merasa pesimis dan akan  beranggapan negatif  kepada Allah, kecuali jika dia  mengetahui dan memahami hakikat puncak amal kebajikan dengan sebaik-baiknya. Wallahu 'alam bi showab

Penulis adalah Ketua Bagian Dakwah dan Tabligh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kuala Lumpur, Malaysia dan Kandidat Master Program Usuluddin, Universiti Malaya, Kuala Lumpur
Dikutip dan Ringkas Judul oleh situs Dakwah Syariah
Red: Syaiful Irwan


Rating: 5